Tantangan Mendidik Anak di Era Digital – Seminar Parenting Bunda Elly Risman (3)

Alhamdulillah finally saya nulis juga post terakhir saya, menyambung post berseri saya pada Tantangan Mendidik Anak di Era Digital (1) dan Tantangan Mendidik Anak di Era Digital (2) yang telah lalu. Mohon maaafff beribu maaf tertunda lama sekali 😀

Kalau di 2 sesi sebelumnya, Bunda Elly telah memaparkan tentang pengasuhan orangtua dan bahaya serta tantangan yang dihadapi terkait perkembangan era digital, pada sesi terakhir, Bunda Elly memaparkan tentang kiat-kiat apa yg dapat dilakukan oleh para orangtua untuk melindungi, mengantisipasi, serta mengatasi anak-anak terhadap paparan pornografi.

Berhubung seminarnya sudah berlalu lama, saya sudah agak terlupa gambaran persisnya. Jadi mohon maaf, saya akan membagi secara ringkas sesuai dengan catatan saya saja ya… 😀

Ada beberapa pertanyaan apabila anak telah terpapar pornografi:
– Adakah pertanyaan di kepalanya?
– Apakah mereka mau bertanya kepada kedua orangtuanya?
– Kalau pun mereka mau bercerita/bertanya, apakah sang ortu mau & bersedia menjawabnya?

Ayah Bunda sayang, anak itu bukanlah milik kita, melainkan amanah yang dipercayakan Allah pada kita. Bunda Elly mengatakan, mau tak mau, orangtua harus memaksakan/memberanikan diri berdialog dengan anak untuk mengetahui apakah putra/putri tercintanya telah terpapar pornografi. Ayah dan Bunda harus duduk bersama, tak boleh hanya salah satunya saja. Mengapa? Sebab tak ada yang lebih bertanggung jawab pada diri anak selain orangtuanya. Sebab, terapis terbaik bagi anak adalah kedua orangtua tercintanya.

Lantas pertanyaan berikutnya, bagaimana bila Sang Ayah merasa bahwa hal tersebut tak terlalu urgent untuk dilakukan? Berarti para Bunda punya pe er tambahan. Bunda harus bicara dulu dengan suami tercinta mengenai pentingnya hal tersebut. Nah, ternyata nih ibu ibu.. bicara dengan para bapak bapak itu juga ada tipsnya:
1. Pilih waktu. Bunda Elly bilang, waktu yg paling tepat untuk bicara dengan suami tersayang adalah pasca berhubungan suami istri. Mengapa? Sebab otak suami sedang dalam kondisi rileks. 😀
2. Sampaikan isu kritisnya. Misal: “pornografi bahaya, bisa rusak otak anak secara permanen.”
3. Rumuskan dalam 15 kata.
Kaum pria berbeda dengan para ibu ibu. Mereka tak bisa mendengarkan kalimat yang berbelit-belit. Apalagi untuk kalimat-kalimat pembuka. Jadi untuk menarik perhatian dan fokusnya, sampaikan isu kritis (intinya) dalam maksimal 15 kata saja. Bila sang suami telah terlihat benar-benar fokus & tertarik dengan isu yg disampaikan, baru silakan abaikan aturan maksimal 15 kata tersebut. hehehe

Lalu bagaimana mengenali anak yang telah terpapar pornografi? Berikut adalah ciri-ciri anak yang telah kecanduan pornografi:
1. Mudah haus & tenggorokan kering
2. Sering minum
3. Sering buang air kecil
4. Sering berkhayal
5. Bila Anda tegur & batasi bermain gadget, dia marah, melawan, berkata kasar, bahkan keji
6. Mulai impulsif, berbohong, jorok, moody.
7. Malu tidak pada tempatnya
8. Sulit berkkonsentrasi
9. Jika bicara, menghindari kontak mata
10. Menyalahkan orang
11. Secara emosional menutup diri
12. Sering bermain PS & internet dalam waktu yg lama
13. Prestasi akademis menurun
14. Main dengan teman/kelompok yg ‘itu-itu’ saja
15. Berperilaku aneh, seperti kancing baju sampai ke atas, rambut gondrong, dll
16. Hilang empati, yang diminta harus diperoleh.
Kata Bunda Elly, 5 saja ciri-ciri di atas ada pada anak kita, berarti ia telah kecanduan pornografi.

Selanjutnya, apabila suami tercinta sudah sepemahaman, maka silakan Ayah dan Bunda duduk bersama dan berdialog dengan sang anak. Pertanyaan berikutnya, bagaimana memulainya? Berikut saya kutipkan contoh dialognya. Ayah Bunda bisa menyesuaikan bahasanya sesuai dengan bahasa sendiri/kondisi anak agar dialog dapat terjalin senyaman mungkin.

O: orangtua
A: anak

O: Nak, ada 3 hal yang diinginkan oleh pebisnis pornografi. 1). kamu punya perpustakaan porno di otakmu; 2). otakmu rusak; 3). kamu jadi pelanggan mereka seumur hidup. Apa sayang? (minta anak mengulanginya)
A: (anak menjawab/mengulangi)
O: Bunda tanya, 5+5= … (anak menjawab), 10+10= … (anak menjawab), 50-25= … (anak menjawab)
O: Ya, benar..
O: Kenapa kamu bisa jawab cepat nak? Karena kamu sudah diajarin dari kecil, jadi sudah biasa. Itu namanya, di otakmu sudah ada perpustakaan tambah dan kurang di kepalamu. Di kepala kita, ada banyak perpustakaan. Nah, di kepalamu sudah ada perpustakaan porno belum? Kan kamu sudah biasa nonton tv, buka internet, dll.

Jika sudah, silakan lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kapan pertama kali kamu lihat porno?
2. Gimana caranya?
3. Apa yang kamu rasakan?
4. Apa yang kamu lakukan setelah lihat itu?
5. Berapa lama kemudian kamu melihatnya lagi?
6. Kapan terakhir kali kamu lihat itu?
7. Sekarang apa yang kamu rasakan?
8. Apa kamu merasa perlu bantuan Ayah/Ibu?

Tips menjadi terapis bagi anak:
1. Tenang!
2. Ingatlah bahwa amanah adalah amanah Allah (ingat Q.S. 5:48 & 6:165). Anak bisa jadi permata hati, ujian, dan juga musuh.
3. Takutlah kepada Allah, jangan sampai mengembalikan sang anak dalam keadaan babak belur (rusak mental & otaknya)
4. Hindari marah & panik.
5. Turunkan frekuensi, sesuaikan dengan kondisi anak.
6. Terima: maafkan, minta ampunkan kepada Allah (Q.S. 64:14), maafkan diri sendiri
7. Bermusyawarah (Q.S. 3:159)
8. Perbaiki pola pengasuhan

Bunda Elly menggambarkan cara terapi dengan analogi kantong air. Kondisi dibagi menjadi 2: kantong air yang belum bocor (belum kebocoran pornografi) & kantong air yang sudah bocor.

Kantong air belum bocor:
1. Pelihara kantong anak dari faktor buruk
2. Kuatkan pondasi
3. Isi ‘air baik’ dengan dasar ilmu agama
4. Pantau terus & pelihara

Kantong air sudah bocor:
1. Turunkan ‘air buruk’:
– taubat, memohon ampun pada Allah
– meminta maaf pada anak
2. Tambal yang bolong
3. Gantikan ‘air buruk’ dengan ‘air baik’.
Ayah & Ibu harus kompak dalam pengasuhan anak.

Lantas bagaimana cara memperbaiki pola pengasuhan? Rumuskanlah tujuan pengasuhan:
1. Menjadikan anak sebagai hamba Allah yang bertaqwa (ibadah baik & berakhlaq karimah)
2. Siapkan anak menjadi calon suami/calon istri yang baik
3. Siapkan anak menjadi calon ayah/calon ibu
4. Carikan sekolah untuk dididik menjadi profesional
5. Khusus untuk anak laki-laki: jadikan anak laki-laki sebagai pendidik
6. Khusus untuk anak laki-laki: jadikan anak laki-laki sebagai pengayom
7. Untuk anak laki-laki & perempuan: sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

8 Hal yang membantu anak:
1. Jangan fokus pada aspek akademis semata
2. Aktif menggunakan teknologi media
3. Komunikasi dan disiplin berbeda
4. Perkuat Allah dalam diri anak. Bicarakan tentang memelihara kesucian sampai menikah
5. Kemampuan berpikir kritis
6. Konsep & harga diri yang baik
7. Mandiri & bertanggung jawab
8. Do’a

Langkah-langkah menjadi terapis bagi anak yang telah terpapar pornografi:
1. Syukur – tempatkan masalahnya
2. Sabar – bersabarlah dalam menghadapi kerusakan otak
3. Shalat – mendekat & memohon pertolongan-Nya
4. Sedekah
5. Baca Al Quran
6. Baik dengan diri sendiri
7. Bantu anak dulu

Bagaimana cara menghadapi anak? – Syarat utamanya adalah: AYAH WAJIB MEMIMPIN DIALOG.
Gunakan pula kekuatan sentuhan kala berdialog dengan anak.
– Cari tahu penyebab anak mulai: games, porno, pacaran
– Selesaikan hal-hal yang menyangkut: emosi & harga diri anak, sehingga kecanduan akan menurun.
– Gunakan jangkar, seperti: “Ilham sayang..”, “Nina permataku..”, “Hafidz buah hatiku..” (bersuaralah dengan hati)
– Harus disampaikan dengan mantap & continue dibicarakan

Cara menghadapi anak:
1. Jelaskan target penyedia pornografi
2. Tanyakan bagaimana pendapatnya – pahamkan bagaimana hukum agama & konsekuensinya
3. Susun langkah yang akan dilakukan bersama.
– alternatif kegiatan untuk anak. misal: olahraga, kreatifitas, dll
– buat jadwal. misal: badminton, dll
4. Anak diminta untuk membuat daftar/list: siapa saja yang pernah ‘dikerjain’. ex: digoda, dicium, dll – anak harus meminta maaf.

Jadiii Ayah Bunda tercinta, kala seminar kemarin, Bunda Elly juga menyebutkan tentang program “Pulangkan Ayah ke Rumah!”. Maksudnya adalah, peran Ayah juga diperlukan dalam pengasuhan anak. Kurangnya peran Ayah akan menimbulkan dampak tertentu bagi putra putri tercinta. Bagi anak laki-laki, dapat menyebabkan anak menjadi nakal, agresif, terlibat narkoba, atau bahkan seks bebas. Sedangkan bagi anak perempuan, dapat menyebabkan depresi atau terlibat seks bebas, atau bahkan hal-hal lainnya.

Katanya,
“Ayah sayang, matikan HP sejenak, banyak-banyaklah ngobrol dengan anak. Pekerjaan ada batasnya, apalagi jabatan. Luangkan waktu berhargamu untuk putra putri tercinta.”
*please kindly read: Vitamin A(yah) untuk Anak Kita

Oya, Bunda Elly juga menyebutkan aplikasi/situs pemblokir mudah & gratis yang dapat Ayah Bunda gunakan untuk memproteksi anak:
1. kakatu (aplikasi android)
2. http://www.k9webprotection.com
3. http://www.esrb.org
4. untuk di windows xp:
– pilih control panel di start menu
– klik network connections yg ada di control panel
– pilih koneksi yg ada dr jendela work connection
– klik tombol properties
– pilih internet protocol (TCP/IP) & klik properties
– klik radio button pada use the following DNS server addresses & ketiklah alamat DNS Nawala pd kolom Preferred DNS server & Alternate DNS server (alamat DNS Nawala 180.131.144.144 dan 180.131.145.145)
– klik ok

Demikian sharing saya, Ayah Bunda & calon Ayah Bunda.. Semoga bermanfaat 🙂

Salam,
Galuh Nindya

2 comments

Leave a comment